Minggu, 04 Juli 2010

Aku dan VENNY

Venny. Nama itu yang mengingatkanku pada sebuah masa lalu yang aku tak ingin lagi mengulangnya. Sebuah nama yang mengingatkanku pada banyak orang yang ada dikehidupanku. Ya. Nama itu telah mati sejak lama. Venny telah mati dan hanya akan menjadi sebuah kenangan yang buruk. Bagiku nama itu akan menjadi sebuah guru yang terbaik. Aku bisa hidup tanpa nama Venny. Aku bisa menjadi diriku sendiri. Aku, Ya, Inilah aku. HIKMAH. Aku yang mungkin punya banyak kelemahan tak seperti Venny. Tapi aku yakin kalo aku bisa menjadi seorang aku yang aku banged. Aku yang apa adanya. Aku yang ada karena usaha. Bukan seorang Venny yang dibanggakan oleh orang dan yang terkenal dan kini, dia mati. Dan hanya menjadi sebuah tangisan. Aku tak pernah menyesali semua itu. KArna buktinya aku bisa bangun dari tidurku. Aku bisa berdiri tegak seperti karang. Aku pun tak ingin menjadi orang yang bodoh seperti kucing yang ingin menangkap ekornya. Aku tahu, kalau Venny sekarang dicari oleh banyak orang. Dan aku bilang : “VENNY UDAH MATI”. Mungkin karna aku sangat membenci nama itu. Nama yang membuat aku jadi orang yang pengecut, munafik, dan yang lainnya. Tapi aku yakin, HIKMAH bisa lebih berhasil dari Venny. Tentunya karena usaha dan tawakalnya. Bukan sombong dan bukan merendah. Tapi inilah aku yang ingin menjadi seorang aku. Semua masa lalu itu guru yang terbaik. Aku tak ingin mengecewakan siapapun sekarang. Aku ingin bangkit, bangkit, dan bangkit. Aku ingin buktikan pada ibu, pada ayah, kalau mereka tak pernah sia-sia slama ini bekerja keras dan membiayaiku. Aku senang menjadi diriku sendiri. Menjadi seorang SITI KHAKIMATUL AZIZAH. Aku juga masih punya banyak teman. Dan yang paling penting, Aku masih punya Allah yang Alhamdulillah masih melindungiku sampai detik ini.