Rabu, 12 Mei 2010

Setetes air mata untuk ayah Bunda


Aku ingin melihat seuntai senyuman dari Ayah Bunda. Hanya doa yang bisa ku persembahkan untuk Ayah Bunda. Hanya air mata ini yang mampu melukiskan betapa rindunya aku pada Ayah Bunda. Hanya coretan ini yang mampu ku ungkapkan sbagai tanda sayangku pada Ayah Bunda. Ayah…Bunda…Usiamu kini sudah smakin bertambah…Namun, Tak ada hentinya mengurusi anakmu ini. Ayah, trimakasih. Ayah telah bekerja keras membanting tulang. Walaupun panasnya terik sang mentari. Ataupun dinginnya udara malam. Kau tetap mencari nafkah untuk biayaiku. Untuk masa depanku. Bunda, Trimakasih. Karna kau tlah mendoakanku slama ini. Doamu slalu menyelimutiku, Bunda. Nasehatmu slalu terngiang ditelinga ini. Cintaku untukmu,Bunda. Akan slalu ku jaga dengan baik. Bunda, kelak aku ingin menjadi seseorang yang bisa buatmu bangga. Bunda, aku ingin mencoba menjadi yang lebih baik disini.Hidup lebih mandiri tanpa Bunda ataupun Ayah. Tanpa ortu yang biasa mengawasiku ketika ku salah langkah. Ataupun yang menolongku ketika ku terjatuh dan menangis. Begitu indahnya masa kecil dulu. Ketika aku masih dimanja oleh Ayah Bunda. Ketika ku masih berada dalam dekapan dan pangkuan Ayah Bunda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar